the Donneys Toyota Intercom

Selamat datang di blog kami Toyota Intercom, untuk info kendaraan baru, hitungan kredit & pemesanan silahkan hubungi : Donny Putra 081266324500

Senin, 08 April 2013

Toyota FT86

Overview Classic Beauty of Toyota 86



Exterior
Salah satu elemen penting dari sebuah sportscar adalah penampilan. Bagaimana membuat mata seluruh dunia memandang diri Anda saat membuka pintu dan turun dari sportscar. Dan sebagai sumber inspirasi, tim desain pun melirik Toyota 2000GT yang dikenal sebagai salah satu sportscar tercantik sepanjang masa.
Mulai dari bagian depan, proporsi axle panjang dari bonnet ke dashboard membawa ciri mobil sport tahun 1960-an yang driver oriented. Persamaan garis desain yang mengalir mulai dari fender depan hingga belakang, juga membuat 86 memiliki nuansa klasik. Bagian lain yang memiliki persamaan adalah bagian DLO (Day Light Opening). Daerah ini memiliki garis desain rounded yang mengalir serta bagian ujung di belakang serta pilar A yang meruncing. Hal yang sama juga bisa dilihat pada garis door opening yang terlihat mirip huruf ‘J’ di sisi kanan-kiri Toyota 86. Di buritan, aliran garis desain dari pintu depan ke tutup bagasi belakang juga diambil dari desain 2000GT. Yang memiliki perbedaan desain hanya di bagian gril.
Di area ini tidak terlihat lagi bentuk T-Bar, digantikan dengan desain beehive pada gril mesh untuk menandakan bahwa 86 merupakan anggota keluarga Toyota generasi baru. Desain eksterior bagian depan yang tajam, dipertebal dengan bentuk lampu depan serta gril trapesium, atau yang disebut dengan ‘under priority concept’ dalam bahasa desain Toyota. Selain menganut bahasa desain tadi, tampilan ini juga menonjolkan ‘family face’ Toyota, sehingga dari jauh
pun orang akan segera mengenali sebagai sportscar Toyota. Hal lain yang juga harus di sebutkan pada bagian ini adalah surface treatment. Contohnya bisa dilihat mulai emblem elips Toyota, menciptakan sebuah bentuk garis desain yang mengalir dari depan hingga atap. Jika 2000GT memiliki garis desain membulat, maka 86 tampil dengan garis desain mengalir yang lebih tegas, sesuai dengan bahasa dan filosofi desain baru Toyota yang bertema Neo Fungsionalisme. Pada bagian belakang, desain baru lampu belakang mengombinasikan bentuk bundar dan kotak. Uniknya desain ini terinspirasi dari bentuk piston dan connecting rod-nya. Nuansa ini diciptakan untuk menonjolkan karakter mesin Boxer diusungnya.
Pada bagian tengah buritan terlihat bentuk trapesium, mulai dari tutup bagasi hingga ke bumper. Bentuk ini diambil untuk menunjang penampilan Toyota 86 menjadi terlihat lebih kekar serta menebalkan karakter mobil sport berpenggerak roda belakang. Di bagian bawah bentuk trapesium tadi, terdapat sedikit bentuk huruf ‘T’ yang hilang dari bagian depan 86. Semuanya memberikan Toyota 86 penampilan indah yang tidak ada duanya.

Atap Pagoda
Terdapat desain berlekuk ala ‘pagoda’ pada bagian atap Toyota 86. Tak hanya terlibat dalam mengurangi hambatan udara, lekukan atap juga memberikan aksen unik berbentuk seperti papan selancar ketika Toyota 86 dilihat dari atas.
Hollow Panel
Pada bagian samping depan terlihat panel yang menampilkan angka 86. Panel ini merupakan maintenance area yang bisa dilepas se hingga para pemilik 86 bisa dengan mudah memasang tambahan parts seperti turbocharger tanpa harus melubangi bodi.

Interior
Kabin toyota 86 sepenuhnya fokus pada esensi mobil sport, hingga ke rincian ergonomis dan fungsi setiap elemennya. Bentuk, tata letak serta konstruksi dari setiap elemen-elemen tersebut dioptimalkan demi menunjang kesenangan berkendara. Mulai dari tombol start yang diposisikan di konsol tengah, dekat tuas transmisi. Tidak di sisi kanan kemudi seperti pada umumnya. Tujuannya, memberikan ritual unik pada pengemudi 86. Dengan posisi tombol start di konsol tengah, maka seluruh kegiatan pengemudi saat memulai pengalaman fun dengan 86 akan terfokus pada satu area saja. Dengan demikian, pengemudi akan merasa tengah memasuki dunia baru, dunia berbeda dengan ia jalani sehari-hari. Desain dashboard ‘double-bubble’ horizontal membantu berkomunikasi mobil dengan driver.
Konstruksinya yang simetris memudahkan pengemudi untuk melihat garis pusat apron selama mengemudi. Center line kendaraan terletak di tepi atas depan dashboard, yang bisa dilihat dengan citra paling jelas pada kaca depan. Pada panel meter terdapat tiga buah cluster instrument dirancang sedemikian rupa. Simbol-simbol yang akan menginformasikan keadaan mobil memastikan bagian ini bisa cepat ditangkap mata dan mudah dibaca selama mengemudi. Oleh karena itu, speedometer digital diletakkan di dalam lingkaran tachometer sebagai kesatuan visual, serta terdapat lampu penanda over rev mesin untuk membantu pergeseran gear pada versi 86 bertransmisi manual.
Kemudi 86 memiliki diameter hanya 365 milimeter. Ini menjadikannya setir terkecil yang pernah dipasang ke sebuah Toyota. Lapisan kulit rusa yang dijahit tangan membungkus roda kemudi. Tak hanya menegaskan unsur sport, tapi juga membuat tangan dapat menggenggam kemudi dengan mantap pada segala kondisi. Dengan titik duduk terendah (hanya 400 mm dari tanah), 86 lebih rendah dari sebuah supercar sekalipun.
Ini dilakukan demi mendapatkan feeling mengemudi akurat. Desain kursi disempurnakan melalui pengujian khusus di sirkuit Nürburgring, dengan memperhitungan postur setiap ras dari berbagai negara. Hal ini untuk memastikan driver tetap nyaman dalam waktu lama di belakang kemudi. Kaca spion tengah pun dirancang untuk memberikan daya pandang maksimal ke arah belakang. Kaca spionnya rata, berukuran besar dan memiilki bentuk unik berbeda spion mobil umumnya.

Engine
Mesin boxer memberi warna pada kemunculan Toyota 86. Engine berkode FA20  yang dipakai, bahkan mampu melebihi ekspektasi dengan kemampuan yang luar biasa. Selain membawa performa yang unggul, mesin melintang ini  juga menyumbang stabilitas kontrol lewat konstruksinya. Chief engineer Toyota 86, Tetsuya Tada, mengemukakan bahwa performa dihasilkan mesin Boxer FA20 bukan dibuat untuk menggapai tenaga sebesar-besarnya. Poin utamanya justru untuk mengiringi aspek fun to drive Toyota 86 yang bisa dinikmati semua kalangan.
FA20 merupakan mesin Boxer generasi ketiga yang pernah diproduksi Toyota, setelah sebelumnya Toyota Publica (1961) menggendong Boxer berkode U dan Toyota Sports 800 (1965) dengan 2U-nya. Boxer pengembangan ini memiliki empat silinder atau dua silinder lebih banyak dari pada seri awal. Susunan yang dipakai disebut flat-4 atau horizontally opposed-4. Artinya, keempat silinder memiliki konstruksi horizontal atau tidur. Nah, berkat rancangan silinder yang unik itu, maka unit Boxer akan selalu memiliki bentuk yang pipih. Hal ini membawa keuntungan soal penempatan dan keleluasaan mendesain bodi yang rendah. Posisi bagian atas mesin tak lebih tinggi dari pada lutut orang dewasa, sementara garis tengah as roda depan jatuhnya sejajar dengan silinder ruang pembakaran.
Pada Toyota 86, posisi mesin FA20 diset lebih mundur ke tengah. Ditambah dengan penggerak roda belakang, mampu menciptakan distribusi bobot yang lebih merata. Toyota 86 memiliki distribusi bobot yang mendekati ideal, yakni 53% : 47%. Hal tersebut memberikan keuntungan untuk meningkatkan nilai stabilitas tanpa harus mengorbankan kenikmatan berkendara.
Kelebihan lain dari Boxer empat silinder yang dipakai Toyota 86 adalah karakternya yang minim getaran. Hal tersebut bisa terjadi karena pergerakan piston yang menyamping dan tak melawan gravitasi. Alhasil, gerakan parsial yang mungkin timbul ketika piston bergerak naik-turun jauh tereliminasi. Efek ini secara otomatis mempengaruhi tingkat performa mendekati titik maksimal, lantaran kerja piston yang lebih halus dan balance. Sebuah keuntungan yang tidak dimiliki oleh mesin empat silinder konvensional.
Sementara itu, penamaan 86 berkolerasi dengan diameter dan langkah piston yang berada di angka 86 x 86 milimeter. Perhitungan tersebut menghasilkan nilai kapasitas 1.998 cc. Perbandingan kompresi diset pada 12,5:1, mampu melonjakkan power hingga 147 kW pada 6.800 rpm dan torsi 205 Nm pada 6.400 rpm. Performa ini cukup unggul untuk ukuran mesin naturally aspirated.

D-4s (DireCt inJeCtion 4-stroke gAsoline ) 
D-4S (Direct Injection 4-stroke gasoline) merupakan teknologi injeksi bahan bakar langsung ke silin der (gasoline direct injection). Konsep awal penerapan D-4S sendiri adalah untuk mendapatkan performa lebih baik tanpa harus mengorbankan konsumsi bahan bakar. Emisi gas buang yang dihasilkannya pun ramah lingkungan. D-4S menggunakan empat buah injektor bertekanan tinggi, yang menyemprotkan bahan bakar secara lebih merata ke tiap silinder. Tujuannya, tercapai campuran udara dan bahan bakar yang mendekati ideal sebelum terjadinya pembakaran.

Active Valve Control system 
Terdapat teknologi klep variabel Active Valve Control System (AVCS). Digerakkan oleh sebuah mekanisme hidraulis dengan memanfaatkan tekanan pelumas di dalam mesin. Dengan AVCS, waktu bukaan pada klep intake mampu menyesuaikan dengan kebutuhan mesin. Caranya dengan menganalisa data didapat dari beragam sensor. Misalnya dari camshaft, crankshaft, air flow, oxygen sensors dan air-fuel ratio sensor.

The logo
Logo Toyota 86 mewakili karakter dan performa mesinnya. Bagian bundar yang terdapat angka ‘86’ di dalamnya terinspirasi dari 4 roda yang sedang drifting, mewakili performa yang bisa dilakukannya. Sementara dua buah piston vertikal yang ada di sisi kanan dan kirinya mewakili konfigurasi mesin Boxer 2.000 cc yang mendiami ruang di balik bonnet.

The Best From Toyota 86 Chassis

Merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam membangun Toyota 86. Platform ini dirancang agar bisa memberikan efek joy behind the wheel. Memiliki kestabilan tinggi, respons pengendalian sigap, serta mampu bergerak cepat pada permukaan jalan biasa maupun highway. Suspensi depan 86 memiliki konstruksi yang disempurnakan. Suspensi McPherson struts with single lower control arm yang dipakai, sudah dirancang sedemikian rupa angle dan konstanta pegasnya sehingga dapat bergerak cepat sekaligus memberi feedback presisi kepada pengemudi.
Suspensi double wishbone pada kaki belakang pun mendapatkan optimalisasi untuk karakter berkendara lebih sporty. Titik mounting dibuat lebih kaku, dengan sudut lower roll axis yang dapat berubah saat diperlukan. Tak heran, susunan kaki-kaki ini memiliki kemampuan yang baik untuk kenyamanan berkendara atau pun untuk sideways saat drifting.

Handling
Pengendalian superb jadi salah satu nyawa Toyota 86. Maka tak heran jika ia bisa menikung dengan tajam dan stabil pada kecepatan tinggi. Hal ini tak lepas dari sokongan teknologi pengendalian mutakhir yang disematkan. Keberadaan Integrated Motor atau ECU pada power steering, membantu memberikan direct feeling pada pengemudi. Sementara feedback cepat dapat diperoleh berkat bantuan Quick Gear Ratio pada sistem kendali.

Ultra-Low Center of Gravity
Menggunakan konstruksi front-midship, dengan posisi mesin di belakang as roda depan. Hal ini berdampak positif terhadap distribusi bobot optimal pada depan dan belakang. Komponen yang berat digeser menuju bagian tengah kendaraan, serta diposisikan serendah mungkin. Hasilnya, kestabilan maksimum saat bermanuver.
Tingkat center of gravity milik 86 bahkan termasuk paling baik dalam liga sports cars senior. Ia mampu berkompetisi dengan tingkat center of gravity hanya 460 mm, atau jadi yang paling dekat ke bumi. Sudut pergerakan body roll pun semakin kecil. Ketinggian ini tetap terjaga meski kabin diisi empat penumpang. Hal tersebut juga berarti memberi posisi mengemudi yang optimal. 86 dirancang untuk dapat memberikan fun driving sensation dengan posisi duduk yang rendah. Sehingga driving feeling laksana sports car sejati pun sangat kental terasa.

6-Speed Transmision
Terdapat dua pilihan transmisi 6-percepatan, manual dan otomatis. Transmisi manualnya dengan yakin mampu menghasilkan feedback yang optimal. Girboks sumbangan Aisin ini memiliki karakter close ratio, dengan perpindahan tuas yang rapat. Hal ini memastikan driver merasakan performa hingga maksimal. Sementara pada transmisi otomatis, terdapat Sport Mode yang akan mendeteksi batas putaran mesin serta pengaturan timing yang tepat untuk melakukan sporty shifting. Transmisi dilengkapi paddle shift pada lingkar kemudi untuk mendapatkan sensasi berkendara ala mobil sirkuit. Final drive ratio 4.100 dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Lebih fokus terhadap penghematan bahan bakar, performa, atau seimbang dalam menyesuaikan keduanya untuk kinerja yang dinamis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar