Exterior
Salah satu elemen penting dari sebuah sportscar adalah penampilan.
Bagaimana membuat mata seluruh dunia memandang diri Anda saat membuka
pintu dan turun dari sportscar. Dan sebagai sumber inspirasi, tim desain
pun melirik Toyota 2000GT yang dikenal sebagai salah satu sportscar
tercantik sepanjang masa.
Mulai dari bagian depan, proporsi axle panjang dari bonnet ke
dashboard membawa ciri mobil sport tahun 1960-an yang driver oriented.
Persamaan garis desain yang mengalir mulai dari fender depan hingga
belakang, juga membuat 86 memiliki nuansa klasik. Bagian lain yang
memiliki persamaan adalah bagian DLO (Day Light Opening). Daerah ini
memiliki garis desain rounded yang mengalir serta bagian ujung di
belakang serta pilar A yang meruncing. Hal yang sama juga bisa dilihat
pada garis door opening yang terlihat mirip huruf ‘J’ di sisi kanan-kiri
Toyota 86. Di buritan, aliran garis desain dari pintu depan ke tutup
bagasi belakang juga diambil dari desain 2000GT. Yang memiliki perbedaan
desain hanya di bagian gril.
Di area ini tidak terlihat lagi bentuk T-Bar, digantikan dengan
desain beehive pada gril mesh untuk menandakan bahwa 86 merupakan
anggota keluarga Toyota generasi baru. Desain eksterior bagian depan
yang tajam, dipertebal dengan bentuk lampu depan serta gril trapesium,
atau yang disebut dengan ‘under priority concept’ dalam bahasa desain
Toyota. Selain menganut bahasa desain tadi, tampilan ini juga
menonjolkan ‘family face’ Toyota, sehingga dari jauh
pun orang akan segera mengenali sebagai sportscar Toyota. Hal lain
yang juga harus di sebutkan pada bagian ini adalah surface treatment.
Contohnya bisa dilihat mulai emblem elips Toyota, menciptakan sebuah
bentuk garis desain yang mengalir dari depan hingga atap. Jika 2000GT
memiliki garis desain membulat, maka 86 tampil dengan garis desain
mengalir yang lebih tegas, sesuai dengan bahasa dan filosofi desain baru
Toyota yang bertema Neo Fungsionalisme. Pada bagian belakang, desain
baru lampu belakang mengombinasikan bentuk bundar dan kotak. Uniknya
desain ini terinspirasi dari bentuk piston dan connecting rod-nya.
Nuansa ini diciptakan untuk menonjolkan karakter mesin Boxer diusungnya.
Pada bagian tengah buritan terlihat bentuk trapesium, mulai dari
tutup bagasi hingga ke bumper. Bentuk ini diambil untuk menunjang
penampilan Toyota 86 menjadi terlihat lebih kekar serta menebalkan
karakter mobil sport berpenggerak roda belakang. Di bagian bawah bentuk
trapesium tadi, terdapat sedikit bentuk huruf ‘T’ yang hilang dari
bagian depan 86. Semuanya memberikan Toyota 86 penampilan indah yang
tidak ada duanya.
Atap Pagoda
Terdapat desain berlekuk ala ‘pagoda’ pada bagian atap Toyota 86. Tak hanya terlibat dalam mengurangi hambatan udara, lekukan atap juga memberikan aksen unik berbentuk seperti papan selancar ketika Toyota 86 dilihat dari atas.
Hollow Panel
Pada bagian samping depan terlihat panel
yang menampilkan angka 86. Panel ini merupakan maintenance area yang
bisa dilepas se hingga para pemilik 86 bisa dengan mudah memasang
tambahan parts seperti turbocharger tanpa harus melubangi bodi.
Interior
Kabin toyota 86 sepenuhnya fokus pada
esensi mobil sport, hingga ke rincian ergonomis dan fungsi setiap
elemennya. Bentuk, tata letak serta konstruksi dari setiap elemen-elemen
tersebut dioptimalkan demi menunjang kesenangan berkendara. Mulai dari
tombol start yang diposisikan di konsol tengah, dekat tuas transmisi.
Tidak di sisi kanan kemudi seperti pada umumnya. Tujuannya, memberikan
ritual unik pada pengemudi 86. Dengan posisi tombol start di konsol
tengah, maka seluruh kegiatan pengemudi saat memulai pengalaman fun
dengan 86 akan terfokus pada satu area saja. Dengan demikian, pengemudi
akan merasa tengah memasuki dunia baru, dunia berbeda dengan ia jalani
sehari-hari. Desain dashboard ‘double-bubble’ horizontal membantu
berkomunikasi mobil dengan driver.
Konstruksinya yang simetris
memudahkan pengemudi untuk melihat garis pusat apron selama mengemudi.
Center line kendaraan terletak di tepi atas depan dashboard, yang bisa
dilihat dengan citra paling jelas pada kaca depan. Pada panel meter
terdapat tiga buah cluster instrument dirancang sedemikian rupa.
Simbol-simbol yang akan menginformasikan keadaan mobil memastikan bagian
ini bisa cepat ditangkap mata dan mudah dibaca selama mengemudi. Oleh
karena itu, speedometer digital diletakkan di dalam lingkaran tachometer
sebagai kesatuan visual, serta terdapat lampu penanda over rev mesin
untuk membantu pergeseran gear pada versi 86 bertransmisi manual.
Kemudi 86 memiliki diameter hanya 365
milimeter. Ini menjadikannya setir terkecil yang pernah dipasang ke
sebuah Toyota. Lapisan kulit rusa yang dijahit tangan membungkus roda
kemudi. Tak hanya menegaskan unsur sport, tapi juga membuat tangan dapat
menggenggam kemudi dengan mantap pada segala kondisi. Dengan titik
duduk terendah (hanya 400 mm dari tanah), 86 lebih rendah dari sebuah
supercar sekalipun.
Ini dilakukan demi mendapatkan
feeling mengemudi akurat. Desain kursi disempurnakan melalui pengujian
khusus di sirkuit Nürburgring, dengan memperhitungan postur setiap ras
dari berbagai negara. Hal ini untuk memastikan driver tetap nyaman dalam
waktu lama di belakang kemudi. Kaca spion tengah pun dirancang untuk
memberikan daya pandang maksimal ke arah belakang. Kaca spionnya rata,
berukuran besar dan memiilki bentuk unik berbeda spion mobil umumnya.
Engine
Mesin boxer memberi warna pada
kemunculan Toyota 86. Engine berkode FA20 yang dipakai, bahkan mampu
melebihi ekspektasi dengan kemampuan yang luar biasa. Selain membawa
performa yang unggul, mesin melintang ini juga menyumbang stabilitas
kontrol lewat konstruksinya. Chief engineer Toyota 86, Tetsuya Tada,
mengemukakan bahwa performa dihasilkan mesin Boxer FA20 bukan dibuat
untuk menggapai tenaga sebesar-besarnya. Poin utamanya justru untuk
mengiringi aspek fun to drive Toyota 86 yang bisa dinikmati semua
kalangan.
FA20 merupakan mesin Boxer generasi
ketiga yang pernah diproduksi Toyota, setelah sebelumnya Toyota Publica
(1961) menggendong Boxer berkode U dan Toyota Sports 800 (1965) dengan
2U-nya. Boxer pengembangan ini memiliki empat silinder atau dua silinder
lebih banyak dari pada seri awal. Susunan yang dipakai disebut flat-4
atau horizontally opposed-4. Artinya, keempat silinder memiliki
konstruksi horizontal atau tidur. Nah, berkat rancangan silinder yang
unik itu, maka unit Boxer akan selalu memiliki bentuk yang pipih. Hal
ini membawa keuntungan soal penempatan dan keleluasaan mendesain bodi
yang rendah. Posisi bagian atas mesin tak lebih tinggi dari pada lutut
orang dewasa, sementara garis tengah as roda depan jatuhnya sejajar
dengan silinder ruang pembakaran.
Pada Toyota 86, posisi mesin FA20
diset lebih mundur ke tengah. Ditambah dengan penggerak roda belakang,
mampu menciptakan distribusi bobot yang lebih merata. Toyota 86 memiliki
distribusi bobot yang mendekati ideal, yakni 53% : 47%. Hal tersebut
memberikan keuntungan untuk meningkatkan nilai stabilitas tanpa harus
mengorbankan kenikmatan berkendara.
Kelebihan lain dari Boxer empat
silinder yang dipakai Toyota 86 adalah karakternya yang minim getaran.
Hal tersebut bisa terjadi karena pergerakan piston yang menyamping dan
tak melawan gravitasi. Alhasil, gerakan parsial yang mungkin timbul
ketika piston bergerak naik-turun jauh tereliminasi. Efek ini secara
otomatis mempengaruhi tingkat performa mendekati titik maksimal,
lantaran kerja piston yang lebih halus dan balance. Sebuah keuntungan
yang tidak dimiliki oleh mesin empat silinder konvensional.
Sementara itu, penamaan 86
berkolerasi dengan diameter dan langkah piston yang berada di angka 86 x
86 milimeter. Perhitungan tersebut menghasilkan nilai kapasitas 1.998
cc. Perbandingan kompresi diset pada 12,5:1, mampu melonjakkan power
hingga 147 kW pada 6.800 rpm dan torsi 205 Nm pada 6.400 rpm. Performa
ini cukup unggul untuk ukuran mesin naturally aspirated.
D-4s (DireCt inJeCtion 4-stroke gAsoline )
D-4S (Direct Injection 4-stroke
gasoline) merupakan teknologi injeksi bahan bakar langsung ke silin der
(gasoline direct injection). Konsep awal penerapan D-4S sendiri adalah
untuk mendapatkan performa lebih baik tanpa harus mengorbankan konsumsi
bahan bakar. Emisi gas buang yang dihasilkannya pun ramah lingkungan.
D-4S menggunakan empat buah injektor bertekanan tinggi, yang
menyemprotkan bahan bakar secara lebih merata ke tiap silinder.
Tujuannya, tercapai campuran udara dan bahan bakar yang mendekati ideal
sebelum terjadinya pembakaran.
Active Valve Control system
Terdapat teknologi klep variabel Active
Valve Control System (AVCS). Digerakkan oleh sebuah mekanisme hidraulis
dengan memanfaatkan tekanan pelumas di dalam mesin. Dengan AVCS, waktu
bukaan pada klep intake mampu menyesuaikan dengan kebutuhan mesin.
Caranya dengan menganalisa data didapat dari beragam sensor. Misalnya
dari camshaft, crankshaft, air flow, oxygen sensors dan air-fuel ratio
sensor.
The logo
Logo Toyota 86 mewakili karakter dan
performa mesinnya. Bagian bundar yang terdapat angka ‘86’ di dalamnya
terinspirasi dari 4 roda yang sedang drifting, mewakili performa yang
bisa dilakukannya. Sementara dua buah piston vertikal yang ada di sisi
kanan dan kirinya mewakili konfigurasi mesin Boxer 2.000 cc yang
mendiami ruang di balik bonnet.
The Best From Toyota 86 Chassis
Merupakan salah satu bagian yang paling
penting dalam membangun Toyota 86. Platform ini dirancang agar bisa
memberikan efek joy behind the wheel. Memiliki kestabilan tinggi,
respons pengendalian sigap, serta mampu bergerak cepat pada permukaan
jalan biasa maupun highway. Suspensi depan 86 memiliki konstruksi yang
disempurnakan. Suspensi McPherson struts with single lower control arm
yang dipakai, sudah dirancang sedemikian rupa angle dan konstanta
pegasnya sehingga dapat bergerak cepat sekaligus memberi feedback
presisi kepada pengemudi.
Suspensi double wishbone pada kaki
belakang pun mendapatkan optimalisasi untuk karakter berkendara lebih
sporty. Titik mounting dibuat lebih kaku, dengan sudut lower roll axis
yang dapat berubah saat diperlukan. Tak heran, susunan kaki-kaki ini
memiliki kemampuan yang baik untuk kenyamanan berkendara atau pun untuk
sideways saat drifting.
Handling
Pengendalian superb jadi salah satu
nyawa Toyota 86. Maka tak heran jika ia bisa menikung dengan tajam dan
stabil pada kecepatan tinggi. Hal ini tak lepas dari sokongan teknologi
pengendalian mutakhir yang disematkan. Keberadaan Integrated Motor atau
ECU pada power steering, membantu memberikan direct feeling pada
pengemudi. Sementara feedback cepat dapat diperoleh berkat bantuan Quick
Gear Ratio pada sistem kendali.
Ultra-Low Center of Gravity
Menggunakan konstruksi front-midship,
dengan posisi mesin di belakang as roda depan. Hal ini berdampak positif
terhadap distribusi bobot optimal pada depan dan belakang. Komponen
yang berat digeser menuju bagian tengah kendaraan, serta diposisikan
serendah mungkin. Hasilnya, kestabilan maksimum saat bermanuver.
Tingkat center of gravity milik 86
bahkan termasuk paling baik dalam liga sports cars senior. Ia mampu
berkompetisi dengan tingkat center of gravity hanya 460 mm, atau jadi
yang paling dekat ke bumi. Sudut pergerakan body roll pun semakin kecil.
Ketinggian ini tetap terjaga meski kabin diisi empat penumpang. Hal
tersebut juga berarti memberi posisi mengemudi yang optimal. 86
dirancang untuk dapat memberikan fun driving sensation dengan posisi
duduk yang rendah. Sehingga driving feeling laksana sports car sejati
pun sangat kental terasa.
6-Speed Transmision
Terdapat dua pilihan transmisi
6-percepatan, manual dan otomatis. Transmisi manualnya dengan yakin
mampu menghasilkan feedback yang optimal. Girboks sumbangan Aisin ini
memiliki karakter close ratio, dengan perpindahan tuas yang rapat. Hal
ini memastikan driver merasakan performa hingga maksimal. Sementara pada
transmisi otomatis, terdapat Sport Mode yang akan mendeteksi batas
putaran mesin serta pengaturan timing yang tepat untuk melakukan sporty
shifting. Transmisi dilengkapi paddle shift pada lingkar kemudi untuk
mendapatkan sensasi berkendara ala mobil sirkuit. Final drive ratio
4.100 dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Lebih fokus terhadap
penghematan bahan bakar, performa, atau seimbang dalam menyesuaikan
keduanya untuk kinerja yang dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar